Dikontribusikan oleh Tim Roland Inggris
DR JONATHAN SAVAGE Dalam sebuah kata – ya! Berapa pun usia Anda, berpartisipasi dalam pembuatan musik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan rasa kesejahteraan Anda. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa membuat musik dapat memiliki efek memperkaya dan memberikan manfaat kepada kehidupan Anda di setiap tahapan – dan artikel singkat ini mengeksplorasi beberapa manfaat ini.
Namun, sebelum mengutarakan hal lainnya, saya ingin memperjelas satu hal. Pembuatan musik dapat menguntungkan semua orang. Ini bukan hanya untuk instrumentalis berbakat, penulis lagu amatir atau anak muda yang termotivasi. Apa yang saya bicarakan di sini adalah manfaat umum yang dapat kita semua peroleh melalui belajar memainkan instrumen atau membuat musik dengan cara lain, baik secara individu maupun bersama-sama, pada setiap tahap kehidupan. Bahkan, manfaat ini dapat dirasakan sebelum Anda lahir! Terdapat banyak pihak yang berpendapat bahwa adanya paparan musik terhadap anak yang belum lahir dapat memberikan manfaat yang cukup besar (Whitwell 2011).
Mari kita mulai dengan anak-anak muda. Pada tahap awal kehidupan ini, manfaat keterlibatan mereka dengan pembuatan musik aktif meliputi:
• Peningkatan keterampilan persepsi, bahasa, literasi dan numerasi mereka • Pengembangan intelektual • Pencapaian umum dan kreativitas • Pengembangan pribadi dan sosial • Perkembangan fisik, kesehatan dan kesejahteraan (Hallam 2009).
Sebagian besar penelitian ini berfokus pada cara otak kita merespon selama kegiatan pembuatan musik. Ahli saraf telah mampu memindai otak dan ‘memetakan’ berbagai pusat saraf dan jalur yang dipicu selama jenis kegiatan tertentu. Untuk itu, hal ini dapat membuat musik ‘dibangun’ pada fungsi otak di area tertentu yang berkaitan dengan suara dan pola. Hal ini pada gilirannya dapat digunakan oleh anak-anak untuk belajar cara mengembangkan bahasa lisan dan kemudian bahasa tertulis (Anvari et al, 2002; Gromko 2005).
Sebagian penelitian ini telah membuat beberapa orang membagi suatu kegiatan atau disposisi atas dasar ‘otak kiri’ ataupun ‘otak kanan’. Para peneliti percaya bahwa pelatihan musik membantu mengembangkan bagian-bagian sisi kiri otak yang terlibat dalam pemrosesan bahasa. Hal ini mungkin menjadi penyebab ketika kita menghubungkan potongan-potongan informasi baru ke suatu lagu yang telah kita kenal dapat membantu mencetak informasi itu di dalam otak kita dengan lebih mudah! Namun, pandangan yang mungkin lebih baik yaitu tidak terlalu membagi suatu kegiatan berdasarkan aktivitas otak kiri dan kanan: Itu anggapan yang sedikit memecah belah dan tampak terlalu sederhana. Akan tetapi, hal ini tampaknya menjadi kasus nyata di mana penelitian terbaru dalam ilmu saraf telah mengkonfirmasi adanya hubungan antara musik dan pengembangan bahasa tersebut (Daltrozzo & Schön 2009).
Berbagai penelitian lain telah mengeksplorasi bagaimana keterlibatan dalam pembuatan musik dapat meningkatkan level kecerdasan secara umum. Sebagai contoh, studi Hetland (2000) mengeksplorasi hubungan antara pelatihan musik dan peningkatan penalaran spasial-temporal (yaitu cara otak memvisualisasikan pola dan memanipulasinya). Cerita rakyat telah memberi tahu kita bahwa terdapat hubungan antara studi musik dan studi matematika. Mungkin saja terdapat beberapa kebenaran dalam hal ini. Hubungan antara musik dan kecerdasan spasial dianggap menguntungkan bagi semacam pemikiran yang diperlukan untuk memecahkan masalah matematika (misalnya mampu mengenali dan memvisualisasikan berbagai elemen berbeda yang saling bekerja sama dalam masalah matematika tertentu). Seperti yang kita ketahui, musik juga didasarkan pada pola (kunci, pola akor, bentuk melodi, dan sebagainya); hubungan tersebut menjadi tampak jelas.
Untuk itu, musik baik untuk Anda! Namun, manfaatnya melampaui Anda sebagai individu menuju ke dalam keluarga Anda yang lebih luas dan komunitas lokal. Semua bidang ini juga telah dieksplorasi dalam penelitian terbaru. Penelitian Broh (2002) menunjukkan bahwa partisipasi dalam pembuatan musik dengan orang lain, terutama yang berasal dari generasi lain, menyebabkan peningkatan signifikan dalam kemampuan kita untuk merasakan bagian dari komunitas, mengakses berbagai budaya dan berhasil secara pendidikan. Davidson and Good (2002) melakukan penelitian yang menunjukkan bagaimana komitmen, rasa hormat, tanggung jawab dan kepercayaan semuanya dikembangkan sebagai keterampilan utama melalui pembuatan musik kelompok reguler dan terstruktur pada anak muda.
Pembuatan musik adalah aktivitas sosial. Baik sebagai kaum muda ataupun orang dewasa, memainkan alat musik bagi diri Anda sendiri akan memiliki banyak manfaat. Akan tetapi, mengapa Anda tidak proaktif untuk membuat musik bersama orang lain? Di luar manfaat umum, dengan secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembuatan musik grup, Anda dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental Anda (Ferguson 2006) serta membangun rasa kohesi dalam komunitas yang lebih kuat (melalui pertemuan dengan orang lain, menjadi bagian dari tim, dan sebagainya).
Kembali lagi ke topik Anda sebagai seorang individu untuk sejenak, pembuatan musik telah terbukti memiliki pengaruh yang signifikan pada perkembangan emosional dan kesejahteraan Anda. Tindakan fisik saat bernyanyi dapat meningkatkan suasana hati, meningkatkan relaksasi dan mengurangi stres fisik dan emosional (Clift dkk, 2008). Salah satu studi yang menarik (Kreutz et al 2004) mengukur tingkat kortisol (ditemukan dalam air liur Anda) dari penyanyi amatir baik sebelum maupun sesudah bekerja sama dalam latihan paduan suara. Bernyanyi bersama secara aktif menyebabkan peningkatan kadar kortisol (dan bahan kimia lainnya) yang mempromosikan rasa kesejahteraan yang positif, meningkatkan kemampuan kekebalan tubuh Anda dan meningkatkan keadaan emosional Anda. Namun, para peneliti juga melakukan eksperimen serupa dengan sekelompok orang dewasa yang baru saja mendengarkan musik paduan suara. Dalam kelompok ini, terjadi penurunan tingkat kortisol. Penelitian ini jelas menunjukkan kepada kita bahwa dengan ikut terlibat aktif dalam musik (entah memainkan musik ataupun menyanyikan lagu) dapat secara signifikan membuat kita merasa lebih baik dibanding hanya ikut terlibat namun secara pasif sebagai pendengar.
Akhirnya, manfaat menjadi musisi aktif meluas ke masa pensiun dan usia tua kita. Penelitian Cohen (2006) mempelajari orang-orang berusia di atas 80 tahun yang mengambil bagian dalam program menyanyi di universitasnya di Washington DC. Jika dibandingkan dengan kelompok kontrol individu serupa, mereka yang berpartisipasi dalam pembuatan musik aktif melaporkan tingkat kesehatan umum yang lebih baik dan lebih sedikit terjatuh; mereka memiliki jumlah kunjungan dokter yang lebih sedikit, menunjukkan perbaikan yang lebih besar dalam segi depresi, kesepian dan moral, serta menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam interaksi sosial. Cohen memberikan catatan dalam hasil temuannya bahwa, meskipun usia yang lebih tua umumnya dianggap sebagai periode kemerosotan dan kesulitan, namun itu bisa dianggap sebagai periode kreativitas dan potensi baru. Mengapa tidak menetapkan tujuan untuk menjadi musisi aktif untuk seluruh hidup Anda? Ini dapat membantu Anda merespon secara konstruktif terhadap kesulitan medis, emosional, dan masalah sosial yang mungkin Anda hadapi.
Selain manfaat luas yang terkandung dalam pembuatan musik aktif bagi hidup Anda, penting untuk mengingat beberapa manfaat intrinsik dari pembuatan musik dalam kehidupan kita. Belajar untuk melakukan latihan, menemukan motivasi untuk bermain dengan baik, menikmati suara buzz dan ‘semangat tinggi’ dari penampilan musik yang sukses, itu semua akan memiliki manfaat tersendiri. Musik membentuk sebuah kendaraan untuk pengembangan ekspresi diri dan suara kita sendiri, dan itu benar-benar membantu membawa makna bagi kehidupan kita. Musik yang merupakan bentuk ekspresi yang unik dan cara memahami dunia, layak untuk terlibat dengan, dalam, dan dari dirinya sendiri. Manfaat sebenarnya dari mempelajari instrumen, menulis lagu, menyusun sonata ataupun mendengarkan lagu dari para artis favorit Anda tidak akan pernah dapat dijelaskan secara memadai dengan kata-kata: itu tak tertandingi.