Kami mengerti. Anda mungkin adalah seorang yang bertugas menangani AV (Audio Video) di gereja yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mencoba mendapatkan anggaran untuk melakukan streaming live namun tidak pernah goal. Kemudian, hanya dalam waktu seminggu, petinggi di rumah ibadah ataupun pendeta senior Anda memanggil Anda dan bertanya kapan kita bisa live streaming!
Banyak hal telah berubah dalam waktu yang sangat singkat.
Di internet, penuh dengan orang-orang yang berupaya melakukan live streaming di YouTube dan Facebook. Gereja-gereja telah melakukan pendekatan dengan berbagai cara. Gereja-gereja besar telah melakukan live streaming selama bertahun-tahun, dan dalam hal ini, cara tersebut sudah seperti kegiatan rutin mingguan — ibadah di gereja tanpa ada jemaat di bangku gereja.
Namun, pertemuan-pertemuan yang lebih kecil mengalami kesulitan dan dengan segera mencapai batas pengetahuan mereka dalam mengatasi berbagai permasalahan dengan peralatan yang digunakan mereka.
Kami berharap artikel ini dapat membantu menuntun Anda dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang.
Dikontribusikan oleh Chris Holder
Peluang Berlimpah
Pertama, peluang. Pandemi yang terjadi jelas sangat buruk bagi kesehatan masyarakat dan ekonomi dunia. Namun, hal itu juga memiliki potensi yang luar biasa bagi orang-orang yang sepanjang kehidupannya selalu mencari Tuhan. (Bayangkan saja tentang berapa banyak orang baru yang dapat ikut menyelami peribadatan gereja dalam beberapa waktu terakhir berkat adanya internet.)
Tantangan, atau setidaknya tanggung jawab pertama gereja Anda adalah: menjaga anggota jemaat Anda tetap terhubung, terpelihara dan tersemangati.
Live streaming hadir di sini untuk menjadi solusi itu!
Streaming Live atau Hampir Live
Salah satu keputusan utama yang harus dibuat yaitu apakah Anda akan melakukan streaming pelayanan Anda secara live, secara real-time (tanpa safety net); atau merekam pelayanan Anda sebelumnya dan kemudian disiarkan pada waktu yang telah ditentukan untuk ibadah pada hari Minggu. Terdapat kelebihan dan kekurangan untuk kedua model di atas.
Melakukan streaming original secara live memberikan pengalaman yang benar-benar spontan bagi para anggota jemaat Anda di rumah. Ya, akan terjadi kesalahan sesekali atau halangan teknis (sama seperti yang terjadi pada peribadatan biasa di hari Minggu) namun tidak ada yang peduli, itu semua tentang menyampaikan pesan hati dan mendapatkan rasa keterhubungan itu.
Merekam acara peribadatan sebelumnya untuk disiarkan pada hari Minggu berikutnya berarti Anda dapat menambahkan konten pesan pada rekaman tersebut. Namun, cara ini dapat menambah waktu kerja berjam-jam dalam sesi pasca-produksi – Hal ini bisa menjadi tugas yang berat kecuali Anda memiliki sukarelawan yang bersedia dan mampu melakukan pekerjaan tambahan itu.
Cara ketiga yaitu menjadwalkan pelaksanaan pelayanan Anda tetapi merekam kegiatan tersebut sebelumnya melalui output dari sebuah vision mixer (yang akan kita bicarakan secara lebih mendalam beberapa saat lagi). Carilah mixer dengan output USB3.0 yang akan mengizinkan Anda untuk merekam secara langsung ke komputer Anda tanpa hardware tambahan.
Bagaimanapun caranya, Anda disarankan untuk melakukan streaming konten ‘live’ di Facebook, YouTube, atau Zoom dan tidak hanya mengunggah video tersebut di sana seperti Anda mengunggah video liburan keluarga Anda.
Melakukan siaran ‘live’ di platform ini berarti Anda dapat selalu memperoleh rasa keterlibatan yang lebih baik dengan para anggota jemaat gereja Anda – rasa berbagi pengalaman dengan orang lain pada saat yang sama dapat meningkatkan lebih banyak tontonan (jumlah view penonton), waktu menonton yang lebih lama, serta lebih banyak komentar yang masuk.
Mari Mulai Streaming
Live streaming hanya sesederhana membuka Facebook di ponsel cerdas Anda, memilih tombol Live Video, mengarahkan kamera Anda ke arah yang benar serta mengandalkan koneksi 4G Anda untuk tetap solid selama khotbah.
Jika hal ini sama dengan pengalaman live streaming Anda selama ini, maka Anda sudah menyadari beberapa keterbatasannya.
Pertama: Anda membutuhkan audio yang lebih baik. Ucapan yang terdengar jelas yang diucapkan pada kondisi sekarang akan benar-benar penting bagi mereka yang berada di rumah, yang mengakses streaming Anda di laptop atau ponsel mereka. Audio yang buruk akan menjadi alasan pertama orang menutup aplikasi atau keluar dari streaming tersebut.
Kedua, Anda benar-benar perlu menemukan cara memasukkan slide khotbah (ayat-ayat dan ilustrasi yang biasanya akan diproyeksikan atau ditunjukkan pada proyektor dan screen di gereja).
Saat ini, Anda telah menyadari keterbatasan menggunakan sebuah ponsel cerdas (yang sulit sekali untuk menghubungkannya ke sistem mikrofon gereja Anda, dan alat itu tidak dapat menerima input video kedua) dan saatnya Anda perlu berinvestasi dalam beberapa hardware untuk mencapai sesuatu yang lebih layak.
Jangan panik, hal itu tidak akan menguras tabungan bank dan Anda tidak akan membutuhkan gelar pendidikan teknik untuk dapat memahaminya.
Artikel yang Bermanfaat untuk Dibaca
Memadukan Video
Untuk itu, marilah simpan kembali ponsel cerdas Anda di saku Anda dan pasangkan handycam atau DSLR Anda pada tripodnya.
Kamera tersebut kemungkinan akan memiliki output HDMI. Komputer yang Anda gunakan untuk menjalankan aplikasi grafis Anda (seperti Pro Presenter, Easy Worship atau sejenisnya) juga akan memiliki output HDMI (meskipun jika itu memerlukan adaptor khusus untuk Mac).
Anda ingin menggunakan kamera kedua. Itu ide yang bagus!
Rekaman video dari kamera lensa lebar dan statis akan menjadi cukup membosankan. Memiliki rekaman video dari kamera alternatif akan meningkatkan kemampuan pandangan dari produksi video Anda, tanpa akhir.
Dengan demikian, Anda mungkin bisa memiliki tiga sumber video. Ini adalah ketika Anda membutuhkan semacam video switcher (alias vision mixer). Sebuah video switcher akan menerima beberapa sumber video dan akan memungkinkan Anda beralih secara mulus di antara ketiganya secara real-time.
Katakanlah Anda memiliki dua kamera, sebuah komputer, dan mungkin sebuah perangkat seperti iPad atau ponsel pintar.
Kriteria pertama dan terpenting untuk memilih video switcher yaitu jumlah sumber yang dapat diterimanya.
Video switcher berbentuk kecil bisa sangat murah namun jangan tertipu hanya dengan memilih yang termurah. Setelah beberapa minggu mengalami frustrasi, maka Anda akan tahu penyebabnya.
Video Switcher murah dengan kontrol hardware yang sangat sedikit akan membuat pekerjaan Anda menjadi sangat sulit dilakukan karena pengaturannya tersembunyi di menu yang berlapis-lapis. Dan kita semua tahu bahwa di dunia yang sangat bergantung pada operator sukarelawan, kemudahan penggunaan peralatan adalah hal yang sangat penting.
Untuk itu, carilah sebuah video switcher yang sesuai dengan anggaran Anda tetapi mempertahankan jumlah kontrol langsung yang cukup.
Membuat Pilihan yang Tepat
Pastikan Anda memilih sebuah vision mixer dengan pelengkapan fitur yang tepat. Tentu saja, Anda dapat mencari perangkat yang sangat murah. Namun, katakanlah, Anda benar-benar perlu menggunakan ponsel cerdas Anda sebagai kamera… Video mixer super murah tidak akan menghargai fakta bahwa dimensi gambar dari kamera tersebut berbeda dengan handycam dan Anda mungkin akan mendapatkan gambar yang terdistorsi. Sebuah switcher yang lebih kaya fitur akan memiliki ‘scaler’ onboard untuk memastikan Anda dapat beralih di antara berbagai sumber dan mempertahankan output live stream 16:9 yang tampak luar biasa bagus.
Adalah hal yang sangat bagus bila Anda dapat mendiskusikan kebutuhan gereja Anda dengan seorang profesional. Mereka akan mengajukan pertanyaan tentang kebutuhan Anda yang mungkin tidak Anda pikirkan sebelumnya, yang dapat menghemat uang Anda nantinya. Anda tahu apa yang mereka katakan: Anda tidak tahu tentang apa yang Anda tidak tahu… Untuk itu, akan selalu menjadi ide yang baik untuk berdiskusi dengan seorang ahli.
Video Streaming yang Tampak Profesional
Setelah Anda melalui periode awal (dan perasaan stres) ‘mencari yang dibutuhkan’ dari live streaming pelayanan gereja Anda dan Anda masuk ke jalur streaming yang tepat, maka Anda juga akan memulai proses pencarian peralatan Anda, seperti vision mixer yang Anda gunakan untuk memberikan tampilan yang lebih profesional terhadap streaming Anda. Anda mungkin ingin menampilkan syair lagu saat menyanyikan lagu gereja di layar atau sesekali membagi layar secara horizontal atau vertikal — untuk menampilkan dua sumber video yang berbeda sekaligus. Atau untuk pelayanan remaja, Anda mungkin ingin bereksperimen dengan efek visual, misalnya. Sekali lagi, produk yang sangat murah tidak akan memungkinkan Anda untuk melakukan ini.
Investasi dan Jangan Berspekulasi
Dengan vision mixer yang tepat, Anda akan melakukan perekaman video dalam waktu singkat — beralih antar-input secara mulus dan menggunakan sumber mikrofon berkualitas tinggi, bukan mikrofon pada ponsel biasa.
Output video mixer tersebut kemudian akan masuk ke layanan streaming Anda. Carilah video mixer dengan output USB 3.0, karena ini akan membuat komputer Anda menjadi sangat mudah untuk mengambil berbagai video dan menggunakannya.
Banyak gereja menggunakan OBS, yakni sebuah alat gratis untuk pengaturan streaming online secara langsung, di mana komputer Anda secara jelas dapat dihubungkan ke internet, dan tidak akan membuat Anda terekspos jika kualitas sinyal wi-fi atau cakupan 4G menurun.
Menarik Tapi Juga Menakutkan
Ini adalah saat-saat yang menyenangkan bagi gereja namun juga sekaligus menakutkan. Kami ingin melakukan apa yang kami bisa untuk mendukung Anda dalam memilih peralatan yang tepat. Dan bila itu berarti menurut kami, Anda lebih baik tanpa vision mixer, maka itu akan menjadi rekomendasi kami.
Akan tetapi, memilih untuk membeli sebuah vision mixer dengan harga yang sesuai dan memiliki banyak fitur akan menjadi investasi yang luar biasa. Dan kita berbicara tentang hal di mana pandemi yang selama ini terjadi berubah menjadi tenang.
Dan wow, lihatlah pesta apalagi yang akan terjadi pada hari Minggu. Kami tidak sabar menunggunya!
Tentang Roland VR-1HD
Roland VR-1HD mengizinkan Anda menyiarkan livestream multi-kamera secara dinamis, lengkap dengan gambar dan suara yang luar biasa yang dengan mudah mengungguli livestream ‘standar’ dari ponsel atau webcam statis.
Entah Anda seorang teknisi gereja, kreator, gamer, komentator, atau presenter, ini adalah cara mudah untuk melakukan livestream dengan standar produksi yang tinggi. Dan karena Anda akan mendapatkan lebih banyak comment nantinya, pastikan comment tersebut berisi hal-hal yang baik bersama VR-1HD.
VR-1HD memiliki tiga input HDMI yang ‘worry-free’, dan masing-masing input dapat menerima berbagai resolusi video berkualitas HD maupun resolusi video yang berbasis komputer. Hal ini memungkinkan Anda untuk menghubungkan, beralih, dan melakukan streaming dari berbagai sumber termasuk kamera, presentasi, gameplay, dan bahkan ponsel cerdas dan tablet tanpa harus mengkhawatirkannya.
Audio dari sumber-sumber ini dapat dipadukan dengan dua input mikrofon XLR berkualitas studio dan line input khusus. Si atas semua itu, karena VR-1HD dirancang untuk siaran langsung, maka kontrol khusus miliknya dan input mikrofon yang dipasang di atasnya (dengan mikrofon berbentuk seperti leher angsa) mengizinkan tangan Anda terbebas dari mikrofon maupun headset saat melakukan live streaming.
Tentang Penulis
Chris Holder adalah Direktur Editorial dari Alchemedia Publishing – penerbit cetakan dan digital AudioTechnology, AV, Venue, DigitalSignage, Video&Filmmaker serta Guerrilla Guide to Music Production.